Ada
seorang diceritakan telah meminang seorang gadis. Syeikh Abu Bakar
ketika mendengar berita tersebut telah memberikan komentarnya: “Pemuda
itu tidak akan mengahwini gadis itu, ia akan kahwin dengan ibu gadis
tersebut”. Apa yang diceritakan oleh Syeikh Abu Bakar ersebut ternyata
benar, kerana tidak lama kemudian ibu gadis itu diceraikan oleh
suaminya. Kemudian pemuda itu membatalkan niatuntuk mengahwini gadis
tersebut. Bahkan sebagai gantinya ia meminang ibu gadis tersebut.
Diceritakan
pula bahwa ada serombongan tetamu yang berkunjung di Kota Tarim tempat
kediaman Syeikh Abu Bakar Asseggaf. Tetamu itu tergerak di hatinya
masing-masing ingin makan bubur gandum dan daging. Tepat waktu rombongan
tetamu itu masuk ke rumah Syeikh Abu Bakar, beliau segera menjamu bubur
gandum yang dimasak dengan daging.Kemudian sebahagian dari rombongan
tersebut ada yang berkata: “Kami ingin minum air hujan”. Syeikh Abu
Bakar berkata kepada pembantunya: “Ambillah bejana itu dan penuhilah
dengan air yang ada di mata air keluarga Bahsin”. Pelayan itu segera
keluar membawa bejana untuk mengambil air yang dimaksud oleh
saudagarnya. Ternyata air yang diambil ari mata air keluarga Bahsin itu
rasanya tawar seperti air hujan.
Pernah
diceritakan bahawasanya ada seorang Qadhi dari keluarga Baya’qub yang
mengumpat Syeikh Abu Bakar Asseggaf. Ketika Syeikh Abu Bakar mendengar
umpatan itu, beliau hanya berkata: “Insya-Allah Qadhi Baya’qub itu akan
buta kedua matanya dan rumahnya akan dirampas jika ia telah meninggal
dunia”. Apa yang dikatakan oleh Syeikh Abu Bakar tersebut terlaksana
sama seperti yang dikatakan.
Ada
seorang penguasa yang merampas harta kekayaan seorang pelayan dari
keluarga Bani Syawiah. Pelayan itu minta tolong kepada Syeikh Abu Bakar
Asseggaf. Pada keesokkan harinya penguasa tersebut tiba-tiba datang
kepada pelayan itu dengan mengembalikan semua harta kekayaannya yang
dirampas dan dia pun meminta maaf atas segala kesalahannya. Penguasa itu
bercerita: “Alu telah didatangi oleh seorang yang sifatnya demikian,
demikian, sambil mengancamku jika aku tidak mengembalikan barangmu yang
kurampas ini”. Segala sifat yang disebutkan oleh penguasa tersebut sama
seperti yang terdapat pada diri Syeikh Abu Bakar.
Diceritakan
pula oleh sebagian kawannya bahawasanya pernah ada seorang ketika dalam
suatu perjalanan di padang pasir bersama keluarganya tiba-tiba ia
merasa haus tidak mendapatkan air. Sampai hampir mati rasanya mencari
air untuk diminum. Akhirnya ia teringat pada Syeikh Abu Bakar Asseggaf
dan menyebut namanya minta pertolongan. Waktu orang itu tertidur ia
bermimpi melihat seorang penunggang kuda berkata padanya: “Telah kami
dengar permintaan tolongmu, apakah kamu mengira kami akan mengabaikan
kamu?” Waktu orang itu terbangun dari tidurnya, ia dapati ada seorang
Badwi sedang membawa tempat air berdiri di depannya. Badwi itu
memberinya minum sampai puas dan menunjukkannya jalan keluar hingga
dapat selamat sampai ke tempat tujuan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar